Thursday, October 03, 2019

Membuat Voip Server Sederhana menggunakan TRIX BOX

  

Salam hangat,

Berikut ini kami sajikan cara membangun voip menggunakan OS trickbox. Kenapa saya anggap jadul karena dari os trixbox itu sendiri sudah tidak di kembangkan lagi alias sudah mati, tetapi di sini saya akan mengulang kembali bagaimana membangun voip menggunakan trixbox, sekalian menyeselesaikan tugas sekolah hehehe, trixbox ini termasuk sistem operasi turunan centos loh, jadi tidak aneh bila beberapa asitekture os nya hampir mirip dengan centos itu sendiri.

 

Instalasi:

Untuk Instalasi nya, metode yang di gunakan sama seperti anda menginstal suatu system operasi lain nya, baik di virtual,real device (pc sesungguhnya) jadi insya allah gampang gan. 
1. Untuk menginstal trixbox anda bisa tekan tombol Enter, tetapi enter ini di gunakan bagi anda yang ingin menggunakan cara instan, karena pengaturan storage dll di kofigurasi secara otomatis oleh system operasi trixbox nya, untuk Opsi lanjutan anda bisa menekan f2 (option), Sebagai contoh saya tekan enter supaya proses instalasi menjadi cepat.

2. Setelah anda tekan enter, anda akan dibawa ke sebuah pengaturan Pemilihan bahasa yang nanti akan di gunakan. 

3. Nah Sekarang kita pilih jenis gaya keyboard yang nanti akan di emplementasikan pada os trixbox nya, contoh saya menggunakan gaya keyboard us.

4. Setelah anda tekan enter, anda akan dibawa ke sebuah pengaturan zona waktu, karena saya tinggal di indonesia lebih tepat pulau jawa, saya memilih asia/jakarta.

6. Untuk urusan pasword root, anda bebas untuk menentukan type pasword yang anda ingin buat.

7. Ini adalah contoh Proses Penginstalan trixbox, untuk urusan waktu, bila anda menggunakan media storage ssd anda memerlukan waktu kurang dari 1 menit untuk menginstal, bila menggunakan hdd memerlukan waktu sekitar 2-4 menit.

8. Nah proses instalasi selesai, tekan enter untuk masuk kedalam system operasi.


9. Setelah itu kita login menggunakan akun root, untuk pasword nya , masukkan pasword sesuai yang anda buat pada saat proses instalasi.

Konfigurasi IP

1. Untuk menyeting Ip anda bisa menggunakan perintah netconfig, tetapi anda juga bisa menggunakan perintah yang lain nya seperti system-config-network .

2. Netconfig , setelah itu pilih yes.

3. Untuk konfigurasi anda bisa memilih menggunakan address yang di dapatkan menggunakan dhcp, atau manual insert address, untuk dhcp anda ceklis saja use dynamic ip ....... dan tekan ok, bila ingin manual anda bisa memasukkan alamat address nya satu-satu, sebagai contoh saya menggunakan pengaturan address manual, setelah selesai tekan ok.

4. Setelah di konfigure address nya, jangan lupa kita restart system network nya supaya konfigurasi address tersebut dapat diempelementasikan dengan baik, pastikan status nya ok dan tidak ada error.

Remote server via webfiq+Konfigure voip (SIP)

1. Sebelum kita meremote server kita pastikan terlebih dahulu apakah bisa ping.

2. Kita ketikan nama ip pada browser yang kita miliki, setelah terbukan, klik switch.

3. Untuk melakukan login, anda bisa menggunakan akun default, yaitu usernama maint dan pasword: password dan klik ok .

4. Klik tanda silang untuk menutup nya .

5. Klik asterixk-> pilih free PBX .

6. Setelah masuk dalam pengaturan free pbx, klik extension untuk membuat akun sip.

7. Untuk device nya kita pilih Generic SIP Device, setelah itu submit

8. Stelah itu buat Akun SIP nya, Buat dua akun sip nya ya.
Setelah itu bila sudah Klik Submit di bagian bawah pengaturan pembuatan akun.

9. Setelah itu Kita Klik Apply untuk menyimpan konfigurasi yang anda buat sebelum nya termasuk pembuatan akun SIP.

10. Setelah itu KLik continues with reload, supaya system dijinkan untuk mengatur ulang /refresh, agar konfigure dapat di update.

Verifikasi client. 

1. Buka Xlite, dan Klik SIP Account Settings.

2. ADD Untuk memasukkan Akun SIP yang dibuat sebelumnya.

3. Masukkan akun nya sesuai yang anda buat tadi, klik apply+ok.

4. Nah akun sudah di tambahkan.

5. Akun SIP sudah terkoneksi ke server dan siap untuk di gunakan.

6. Menerima Panggilan Dari User Voip lain nya .
 

Cara Membuat VLAN dengan Switch Cisco

cpt

Cara Kerja VLAN
VLAN diklasifikasikan berdasarkan metode (tipe) yang digunakan untuk mengklasifikasikannya, baik itu menggunakan port, MAC address, dsb. Semua informasi yang mengandung penandaan/pengalamatan suatu VLAN (tagging) disimpan pada suatu database, jika penandaannya berdasarkan port yang digunakan maka database harus mengindikasi port-port yang digunakan VLAN.
Untuk mengaturnya maka biasanya digunakan switch yang bisa diatur. Switch/bridge inilah yang bertanggung jawab menyimpan semua informasi dan konfigurasi suatu VLAN dan dipastikan semua switch memiliki informasi yang sama.
VLAN Cross Connect (CC) adalah mekanisme yang digunakan untuk membuat VLAN Switched, VLAN CC menggunakan frame IEEE 802.1ad mana Tag S digunakan sebagai Label seperti dalam MPLS. IEEE menyetujui penggunaan seperti mekanisme dalam nominal 6,11 dari IEEE 802.1ad-2005.
Kesimpulannya, VLAN membuat kita dapat mengontrol pola lalu lintas dan bereaksi cepat untuk relokasi. VLAN memberikan fleksibilitas untuk beradaptasi dengan perubahan dalam persyaratan jaringan dan memungkinkan untuk administrasi disederhanakan.
Kelemahan dari VLAN 
  • Secara logika berbeda network tetapi secara fisik satu network
  • Ketika ada broadcast jadi semua dikirim ke semua
  • ketika jumlah banyak host-nya maka kerja DHCP akan berantakan dan tidak bisa diduga.
Jenis – Jenis VLAN
  • Berdasarkan port Keanggotaan VLAN dapat didasarkan pada port yang digunakan oleh switch. jadi setiap anggota VLAN harus dikonfigurasi satu persatu tiap portnya. apakah port sebagai port tags atau untags
  • Berdasarkan MAC address Keanggotaan VLAN dapat didasarkan pada MAC address dari setiap komputer yang dimili oleh user
  • Berdasarkan alamat subnet IP subnet IP address pada suatu jangan juga dapat digunakan untuk mengklarifikasikan suatu VLAN. konfigurasi ini tidak berhubungan dengan routing pada jaringan dan juga tidak mempermasalahkan fungsi router. IP address digunakan untuk memetakan keanggotaan VLAN

Jenis jenis vlan pada switch
  • Default VLAN adalah vlan yang sudah ada sejak pertama kali switch dihidupkan, sebelum di konfigurasi semua port yang ada pada switch akan tergabung ke dalam default VLAN dan dapat terhubung pada masing – masing port. pada cisco, default vlan adalah VLAN 1.
  • Data VLAN adalah vlan yang hanya mengatur trafik data pada VLAN
  • Native VLAN adalah vlan yang dikembalikan ke suatu port apabila tidak dalam bentuk trunking dan untagged
  • Voice VLAN adalah vlan yang mendukung VoIP dan di khususkan untuk komunikasi data suara pada VLAN
  • Management VLAN adalah VLAN yang di konfigurasi untuk management switch
disini saya akan mengpraktekan cara membuat vlan dengan switch di cisco packet tracer


Langkah kerja
  • pertama buka cisco packet tracernya



wall.PNG
  • lalu tata switch dan pcnya,tata dengan rapih seperti gambar di bawah ini
cpt
  • setelah itu sambungkan pc ke switch dengan kabel straight,untuk kabel pc0 ke switch saya menggunakan kabel console, karena pc0 akan di pakai untuk mengkonfigurasi switchnya,lihat gambar di atas.
  • setelah itu saya akan mengsetting ip address setiap pc,caranya klik gambar pc 2kali lalu klik desktop>ip configuration
ip
  • saya menggunakan ip address 192.168.57.1 sampai 192.168.57.22
  • setelah itu kita ketikan “enable” untuk masuk user mode.
  • lalu ketik conf t

t
  • Sekarang saya akan mengkonfigurasi vlannya, pertama beri nama vlannya dulu, saya akan membuat 5 buah Vlan yaitu vlan guru(5pc), siswa(5pc), TU(5pc), kantin(4pc), dan sercurity(3pc)
cpt1
  • selanjutnya, saya akan mengkonfigurasi port mana saja yang akan masuk vlan 10, vlan 20, vilan 30 dan seterusnya,biar lebih jelas liat gambar dibawah ini.
cpt2
  • setelah itu kita lihat konfigurasinya dulu, takut ada yang salah caranya ketik”do show vlan brief”.
cpt3
  • Jika konfigurasinya sudah sesuai dengan keinginan anda maka konfigurasinya sudah selesai,setelah itu kita cek koneksinya terlebuh dahulu.
  • kita coba Pc5 ngeping ke Pc1 caranya klik gambar PC5 2kali desktop>command prompt.
cpt4
  • kita lihat hasilnya, ternyata bisa
  • kita coba lagi sekarang PC5 akan ngeping ke PC6 caranya klik gambar PC5 2kali desktop>command prompt.cpt5
  • kita lihat hasilnya, ternyata tidak bisa, sekarang kita bisa menarik kesimpulan.
kesimpulan 
kenapa tadi kita ngeping dari PC5 ke PC1 berhasil?,tetapi dari PC5 ke PC6 tidak berhasil?,jawabannya adalah ketika kita sudah membuat vlan dan memasukan port ke vlan/group nah hanya pc yang se vlan lah(satu vlan) yang dapat berkomunikasi atau dapat berbagi sumber daya.
Kenapa kita harus menggunakan VLAN?
  • Jika dalam jumlah yang banyak dalam satu network maka akan terganggu (gampang terserang hack)
  • Keamanan menjadi baik karena fisik satu network tetapi logic berbeda network
  • Masalah kebutuhan
  • Router itu kerjanya lebih lambat ketimbang switch
  • Dengan VLAN broadcast akan di batasi
  • Untuk membedakan VLAN satu denngan VLAN yang lain dengan menggunakan ID
  • Contohnya port 1-5 masuk ke VLAN1
  • VLAN dengan bentuk Number Angka
  • Contoh VLAN10 -> Sales

33 Perintah Dasar Cisco Router

Image result for cisco 


Cisco memproduksi berbagai perangkat keras, perangkat lunak, hingga sistem operasi sendiri untuk produk yang di tawarkannya, salah satunya adalah Cisco Router dengan sistem operasi Cisco IOS (Internet Operating system), dalam artikel kali ini kita akan membahas perintah dasar cisco khususnya pada perangkat Cisco Router dengan sistem operasi Cisco IOS atau Anda dapat mempraktikannya menggunakan emulator jaringan yang powerfull bernama Cisco Packet Tracer.

1. router>enable
Secara default, CLI (Command Line Interface) akan masuk ke mode user, tandanya adalah simbol “>” yang ada di bagian depan nama host (dalam hal ini “router”), pada mode user Anda tidak dapat mengkonfigurasi apapun, oleh karena itu Anda perlu beralih ke mode privileged (juga di kenal sebagai EXEC-level mode) dengan perintah “router>enable” kemudian tekan Enter, apabila perintah berhasil tereksekusi, maka simbol di depan nama host akan berubah menjadi “#” (misalnya “router#”).

2. router#show ?
Perintah “router#show ?” di gunakan untuk melihat daftar perintah yang tersedia untuk di eksekusi.

3. router#show running-config
Perintah “router#show running-config” di gunakan untuk menampilkan file konfigurasi yang sedang di jalankan pada RAM.

4. router#show startup-config
Perintah “router#show startup-config” di gunakan untuk menampilkan file konfigurasi yang di jalankan saat startup, file konfigurasi tersebut di simpan pada NVRAM (Non Volatile Random Access Memory), berbeda dengan SRAM (Static Random Access Memory) atau DRAM (Dynamic Random Access Memory). Penyimpanan data yang dilakukan saat daya listrik mengalir, NVRAM tetap menyimpan file konfigurasi sekalipun perangkat router di matikan.
Perlu di ingat bahwa NVRAM tidak sama dengan Flash SIMM (Single In-line Memory Module). Perbedaan antara NVRAM sama dengan Flash SIMM seperti perbedaan RAM dan hardisk drive (walaupun pada kenyataannya RAM dengan NVRAM juga berbeda), Flash SIMM sendiri lebih mirip hard disk drive yang menyimpan file sistem operasi Cisco IOS dan file lain yang di perlukan.

5. router#copy running-config startup-config
Perintah “router#copy running-config startup-config” di gunakan untuk menyimpan pengaturan yang sedang berjalan (running connfiguration) pada RAM ke NVRAM sehingga dapat di terapkan pada saat router di nyalakan (start-up).

6. router#erase startup-config
Perintah “router#erase startup-config” di gunakan untuk menghapus file konfigurasi yang di simpan pada NVRAM (Non Volatile Random Access Memory)

7. router#copy running-config tftp
Selain menyimpan running-config ke startup-config, Anda juga dapat meyimpan running-config ke TFTP Server secara remote (jarak jauh), caranya cukup dengan mengeksekusi perintah “router#copy running-config tftp”.

8. router#show users
Perintah “router#show users” di gunakan untuk menampilkan pengguna yang sedang terhubung ke jaringan (router) yang bersangkutan.

9. router #show arp
Perintah “router #show arp” di gunakan untuk menampilkan tabel ARP, ARP atau Address Resolution Protocol merupakan sebuah protokol yang memetakan fungsi IP address ke alamat fisik mesin (di kenal juga sebagai alamat MAC) yang di kenali oleh jaringan lokal. Tabel ARP atau di kenal juga dengan sebutan ARP Cache di gunakan untuk memelihara korelasi antara alamat MAC dengan alamat IP.

10. router #show history
Perintah “router #show history” di gunakan untuk menampilkan riwayat perintah yang telah di eksekusi sebelumnya, perintah ini akan sangat berguna jika Anda hendak mengulangi perintah serupa tanpa mengetik ulang perintahnya.

11. router#show interfaces
Perintah “router#show interfaces” di gunakan untuk menampilkan statistik dari semua interface yang tersedia, perintah “router#show interfaces” akan menampilkan informasi yang mencakup interface, status interface (baik fisik maupun data link), dan IP address. Perintah “router#show interfaces” juga mencakup informasi tambahan termasuk subnet mask IP interface, pengaturan bandwidth, pengaturan delay, konfigurasi antrian, informasi protokol data link (dalam hal ini tipe duplex, ARP), dan sejumlah counter yang  berbeda yang dapat di gunakan untuk memantau interface.

12. router#show host
Perintah “router#show host” di gunakan untuk menampilkan cache dari host yang tersedia.

13. router#show flash
Perintah “router#show flash” di gunakan untuk menampilkan informasi mengenai memori Flash yang terdapat pada perangkat router Cisco. Informasi yang di tampilkan termasuk file yang ada di dalamnya, ruang kosong, ruang yang di gunakan, total ruang (kapasitas) yang tersedia hingga ukuran ‘processor board System Flash’.

14. router#show protocols
Perintah “router#show protocols” menunjukkan status protokol layer ketiga pada perangkat yang telah di konfigurasi. Layer ketiga yang di maksud adalah bagian dari model OSI layer, layer ketiga adalah network layer, fungsi network layer salah satunya adalah menyediakan sarana fungsional dan prosedural untuk mentransfer data ke node lain yang terhubung dalam jaringan yang berbeda, router adalah salah satu perangkat yang bekerja di layer ketiga ini.

15. router#show ip interface
Perintah “router#show ip interface” di gunakan untuk menampilkan informasi mengenai pengaturan IP interface secara lengkap, termasuk alamat IP dan informasi mask, access list configuration (ACL), jenis switching yang digunakan (bagaimana lalu lintas IP di proses oleh perangkat), pengaturan kompresi, dan lain sebagainya.

16. router#show ip interface brief
Perintah “router#show ip interface brief” di gunakan untuk menampilkan output dari status IP address suatu interface secara ringkas. Informasi penting yang akan di tampilkan meliputi interface, IP address dari interface tersebut, status (secara fisik) dan status protokol (data link).

17. router#show ip protocol
Perintah “router#show ip protocol” di gunakan saat protokol routing dinamis di jalankan pada perangkat. Output dari perintah ini dapat digunakan untuk memverifikasi konfigurasi protokol routing sedang di proses seperti yang di harapkan. Output yang tepat dari perintah ini bergantung pada dynamic routing protocol yang di konfigurasi.

18. router#show ip route
Perintah “router#show ip route” di gunakan untuk menampilkan konten tabel routing IP saat ini. Output dari perintah “router#show ip route” bisa sangat lama ketika beberapa jaringan di kelola oleh satu perangkat.

19. router#show logging
Perintah “router#show logging” di gunakan untuk verifikasi beberapa hal yang di anggap tidak sesuai. Perintah “router#show logging” dapat mengakses log dan menampilkannya. Dengan begitu Anda dapat mem-verifikasi apabila terdapat beberapa hal yang di anggap tidak sesuai (biasanya antara konfigurasi yang di terapkan dengan hasil yang di harapkan yang tidak sesuai).

20. router#show clock
Perintah “router#show clock” di gunakan untuk menampilkan jam dari sistem saat ini, ingat bahwa router Cisco menggunakan sistem operasi tersendiri sehingga jam pada sistem Cisco dengan jam pada sistem Host mungkin berbeda, mencocokkan jam pada keduanya berguna untuk singkronisasi log sehingga memudahkan verifikasi.

21. router#ping
Perintah “router#ping” di gunakan untuk memverifikasi ketergapaian (reachability) host tujuan dengan mengirim lima paket ICMP (Internet Control Message Protocol) ke host tujuan, dan host tujuan akan mengembalikan atau menjawab kiriman tersebut dengan paket yang serupa.

22. router#traceroute
Perintah “router#traceroute” di gunakan untuk memverifikasi operasi jaringan dengan mengirimkan paket sesuai jalur yang telah di tentukan dari jalur sumber ke jalur tujuan yang memanfaatkan fungsi TTL (Time to Live) yang terdapat pada IP header, prinsipnya sama dengan perintah “router#ping”, apabila host tujuan tidak merespon (paket tidak sampai ke tujuan) maka pesan “unreachable” (tak tergapai).

23. router#show version
Perintah “router#show version” di gunakan untuk menampilkan versi Cisco IOS (Internet Operating System) yang di gunakan.

24. router#configure terminal
Jika Anda perhatikan, perintah di atas hanya untuk melihat atau menampilkan informasi tertentu (beberapa ada yang di gunakan untuk meng-copy), untuk dapat mengkonfigurasi router misalnya mengubah running-configuration Anda harus masuk ke Global Configuration Mode, lihat kembali perintah “router#copy running-config startup-config” pada poin ke 5 dan perintah “router#copy running-config tftp” ke 7, di sana hanya menjelaskan mengenai perintah untuk menyimpan running-config ke startup-config atau tftp, cara mengkonfigurasi running-config itu sendiri belum di paparkan.
Untuk dapat melakukan konfigurasi, Anda harus mengeksekusi perintah “router#configure terminal” untuk masuk ke Global Configuration Mode, indikator pada nama host nantinya akan berubah menjadi “router(config)#” yang artinya Anda telah masuk ke Global Configuration Mode.

25. router(config)#hostname
Perintah “router(config)#hostname” di gunakan untuk mengganti nama host, secara default host bernama “router”, untuk menggantinya dengan nama lain misalnya “dosenit”, cukup ketikkan perintah “router(config)#hostname dosenit” dan indikator pada CLI akan berubah menjadi “dosenit(config)#”.

26. router(config)#banner motd
Perintah “router(config)#banner motd” di gunakan untuk menambahkan MotD (Message of the Day) sebagai banner, pesan tersebut nantinya akan tampil pada antarmuka pengguna yang mengakses antarmuka router, pesan dapat di tambahkan dengan perintah “router(config)#banner motd # isi pesan #”.

27. router(config)#no banner motd
Perintah “router(config)#no banner motd” di gunakan untuk menghapus pesan (MotD, Message of the Day) dari banner.

28. router(config)#do
Ingat, bahwa saat ini Anda berada pada Global Configuration Mode, Anda tidak dapat mengeksekusi perintah yang ada pada Privilege Mode atau EXEC Level Mode, misalnya “router#show running-config” tidak dapat Anda akses dengan perintah “router(config)#show running-config”, namun Anda tetap dapat menjalankan perintah Privilege Mode/EXEC Level Mode (misalnya “show running-config”  di atas) walaupun Anda berada pada Global Configuration Mode dengan “router(config)#do”, misalnya “router(config)#do show running-config”.

29. router(config)#enable password

Perintah “router(config)#enable password” di gunakan untuk mengaktifkan fitur password.

30. router(config)#line console

Perintah “router(config)#line console” di gunakan untuk masuk ke Line Console Mode, dengan masuk ke Line Console Mode Anda dapat mengakses berbagai pengaturan yang tidak tersedia pada Global Configuration Mode misalnya menetapkan exec-timeout (akan kita bahas kemudian) dan lain sebagainya, indikator pada Line Console Mode akan berubah menjadi “router(config-line)#”.

31. router(config-line)#password admin

Perintah “router(config-line)#password admin” di gunakan untuk menetapkan password untuk login dengan password “admin”, Anda dapat mengganti password dengan teks lain yang Anda kehendaki.

32. router(config-line)#login

Perintah “router(config-line)#login” di gunakan untuk mengaktifkan fitur login, saat pengguna masuk ke mode konfigurasi (dengan hak akses lebih tinggi) maka pengguna di haruskan memasukkan password terlebih dahulu.

33. router(config-line)#exec-timeout 1 30

Perintah “router(config-line)#exec-timeout 1 30” di gunakan untuk mengatur fitur auto log off (apabila fitur login di aktifkan), nilai “1” pada perintah tersebut merupakan nilai “menit” sedangkan nilai “30” merupakan nilai “detik”, artinya pengguna akan secara otomatis log off apabila tidak ada aktifitas selama 1 menit 30 detik, untuk mengatur agar pengguna tidak log off otomatis, maka perintah yang di jalankan adalah “router(config-line)#exec-timeout 0 0”.
Demikian pembahasan mengenai perintah dasar Cisco, semoga bermanfaat untuk Anda yang membutuhkan atau setidaknya untuk menambah pengetahuan dan referensi kita mengenai beragam teknologi khususnya dalam bidang jaringan yang saat ini semakin berkembang pesat, selamat mencoba.

Semoga membantu :))

Source : google , dosenIT dot com

Labels: ,